4 Mei 2009

Pola Kristik Gratis Bunga Aster

aster flower - cross stitch - click to enlarge view


Assalaamuallaykum.

Di halaman depan rumah, bunga aster berjajar. Kalau sedang ramai berbunga, di pagi hari kelihatan bagus sekali dalam terpaan sinar matahari yang menerobos dari celah-celah daun pepohonan besar di sekitar rumah. Inilah enaknya hidup di kampung. Banyak pohon dan pagi-pagi banyak menghirup udara berembun segar.

Saya bukan "mahluk pagi hari", mungkin karena itulah bila sehabis sholat subuh saya melek dan mendapati suasana pagi di sekitar rumah, rasanya selalu tersentak-sentak karena terpesona. Tetapi, di siang atau sore haripun bunga aster yang berjajar di halaman tetap cantik, buktinya siang tadi saya cukup terhibur melihatnya di kala hati ini gundah gulana diserbu berbagai berita tentang penetapan Antasari Azhar sebagai tersangka kasus pembunuhan Nasrullah. Alangkah ironis negeri ini. Waktu Akbar Tanjung jadi terdakwa dulu, meski jelas-jelas dia menjalani segala proses pengadilan tetap saja statusnya bukan Ketua DPR non-aktif, entahlah waktu itu kejaksaan menetapkannya dalam daftar cekal atau tidak, dan para anggota komisi-komisi DPR toh tidak sibuk berusaha menggantikan ketua mereka yang saat itu sedang dalam dakwaan sebagai maling duit negara.

Lah, dalam kasus Antasari Azhar ini, wooow, saya "kagum" betapa cepat siaran pers mabes POLRI, betapa tanggapnya Kejaksaan yang sigap mencekal Antasari, dan betapa riang tangkasnya Komisi III DPR RI kompak secara darurat membahas penggantian Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi. Alangkah gembira semua itu terlihat, alangkah bagus kinerja mereka... untuk bergegas mengintervensi satu-satunya komisi super body yang masih bergigi.

Saya tidak kepingin su'udzon, tapi alangkah sukarnya menahan kesinisan saya kali ini. Alangkah pemalasnya para wakil rakyat yang mulia dalam menangani tumpukan legislasi yang kacau (oh, rumit birokrasinya tak terkira, begitulah alasan yang mengemuka ditujukan pada rakyat seperti saya), alahkah kacau balaunya para "wakil rakyat" yang terhormat hingga sebagian besar undang-undang yang mereka sahkan sesuai kesukaannya kemudian mendapat judicial review karena bertentangan dengan rasa keadilan masyarakat, alangkah bertele-telenya Penyidik-penyidik Kejaksaan/Kepolisian untuk banyak kasus lainnya... alangkah cilaka bila seluruh proses pengadilan kasus pembunuhan Nasrullah nanti menciutkan nyali para pejabat negara yang masih cukup bersih untuk membersihkan para maling, garong, lintah penghisap rakyat negeri ini.

Sahabat, saya harap pola gratis kali ini sedikitnya mampu mencerahkan suasana yang demikian ancuuuur di depan mata kita. Saya bagikan pola ini sebagai ajakan agar kita tak surut menuntut keadilan dan tata kelola pemerintahan yang bersih. Pun bila Antasari Azhar dan sekian banyak orang anti korupsi lainnya harus dipolisikan dengan cara mirip sirkus dan kecepatan "akrobatik" seeprti ini. Jangan pernah mundur melawan korupsi!


Detail

Kode ItemMAH 026
JudulBunga Aster
Ukuran239 X 340 (tusuk silang, lebar x tinggi)*
Benang20 warna (DMC stranded cotton)**
Harga PolaRp. 0,00 » GRATUIT, FREE, GRATIS!***
FormatPDF version 1.6 (gunakan Foxit Reader, gratis dan ringan di komputer)
Tautan unduh Pola Hitam Putih [102 Kb]
* ukuran hasil jadi bergantung pada jenis kain yang digunakan, lihat di sini untuk mengukur secara manual atau gunakan kalkulator kristik
** lihat di sini untuk tabel konversi benang (DMC/Anchor)
*** hanya pola, untuk pemesanan desain jadi, hubungi kami.



Sekian dulu, mohon maaf bila ada kata-kata saya yang tak berkenan di hati. Semoga posting ini membawa manfaat bagi kita semua. Wassalaamu'allaykum.



Mohon beritahu kami bila kesulitan mendapatkan pola. Trim's.


1 komentar:

  1. betul, mbak ren!
    proses penyelidikan dan penyidikan yang melibatkan antasari ashar ini mencurigakan sekali. ploso, kejaksaan, dan DPR terlalu kentara CEPAT-CEPAT INGIN ANTASARI "DIHABISI"

    SEBENTAR LAGI PASTI JADI TERDAKWA

    BalasHapus

Sukran. Berikan komentar Anda di sini. Itu akan membantu kami memperbaiki isi blog, insya Allah. JAK

Entri Populer Minggu Ini

Help end world hunger